Tuesday, October 28, 2014

Gelora Semangat Sumpah Pemuda Untuk Indonesia



Tiga ratus limapuluh tahun lebih Indonesia dijajah oleh negara-negara kolonial, Belanda dan Jepang. Penindasan dan penghisapan atas tanah air dan Rakyat Indonesia dipraktekan selama itu oleh negara-negara kolonial, terutama kolonial Belanda. Berawal dari monopoli perdagangan Verenigde Oostindische Compagnie( VOC) di Nusantara, tanam paksa (cultursteel), kerja paksa; kerja rodi sampai dengan Romusha yang dilakukan kolonial Jepang terhadap Indonesia, tampaknya tidak mampu menyadarkan Rakyat Indonesia untuk melawan menuntut kemerdekaan seratus persen seperti gagasanya Tan Malaka dan Jenderal Soedirman.
 Ketidakberdayaan Bumiputra (Indonesia) untuk melawan kolonial Belanda pada waktu itu, dikarenakan belum adanya kaum intelektual yang lahir dari masyarakat Bumiputra, kebodohan adalah penyebab utamanya. berawal dari diberlakukanya politik etis pada abad XX di Hindia Belanda (Indonesia) dan pendidikan modern untuk masyarakat Bumiputra, muncul beberapa tokoh pembaharu dan kaum intelektual Bumiputra, seperti Thirtoadisoerjo, Soekarno dan beberapa tokoh lainya. Sebelum adanya kaum intelektual dan tokoh pembaharu di Hindia Belanda, dan sebelum paham nation-state terkenal di Hindia, perlawanan terhadap kolonial Belanda yang terjadi di beberapa daerah bukan atas nama Indonesia, melainkan atas kepentingan daerahnya masing-masing yang sudah sangat membenci kolonial belanda atas perlakuan yang semena-mena terhadap Bumiputra, misalnya pada perang diponegoro, pemberontakan petani di banten, atau perlawanan terhadap kolonial belanda di aceh dan dibeberapa daerah lainya. Baru kemudian setelah munculnya kaum intelektual dan tokoh pembaharu di Hindia, serta Bumiputra yang mendapat pendidikan, konsep mengenai Bangsa dan nasionalisme atau paham tentang kecintaan terhadap tanah air mulai terkenal di Hindia. Perlawanan terhadap pemerintah kolonial Belanda menjadi lebih masif dan serentak, serta memiliki tujuan yang sama yaitu menginginkan Indonesia merdeka.
Diawali perlawanan pemuda, buruh dan tani pada tahun 1926 yang di pelopori Partai Komunis Indonesia (PKI) menandakan bahwa sudah ada gagasan nasional pada bumiputra di Hindia-Belanda. Dua tahun kemudian Kongres pemuda II di gelar dalam dua hari: 27-28 Oktober 1928 di batavia (Jakarta), diiringi dengan pertama kalinya kehadiran lagu kebangsaan Indonesia yang diciptakan Wage Rudolf Supratman melalui biola yang menjadikan gelora semangat juang pemuda waktu itu kian memuncak. Pada saat itu pula pemuda menyatakan diri bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu Indonesia. Menunjukan bahwa rakyat Indonesia benar-benar menginginkan suatu negara yang merdeka, Trilogi akan kedahsyatan yang melahirkan semangat juang para pemuda pada zaman kolonial Belanda.
Delapan puluh enam tahun sumpah pemuda terlewati, namun akankah sama sumpah pemuda waktu itu dengan keadaan Indonesia hari ini Mengenai: Tanah Indonesia, Bangsa Indonesia Dan Bahasa Indonesia. apakah hari ini indonesia masih memperjuangkan tanah indonesia?, apakah sampai sekarang indonesia masih berbangsa yang satu?, apakah sampai sekarang indonesia menjunjung bahasa persatuan? Ini yang kemudian menjadikan sebuah refleksi bagi seluruh rakyat indonesia akan perjuangan mempertahankan tanah indonesia, dan persatuan bangsa Indonesia, terutama bagi pemuda terpelajar hari ini.
Tiga ratus lima puluh tahun dijajah oleh bangsa asing serta hidup dalam kemiskinan dan kebodohan ternyata tidak mampu memberikan pelajaran bagi bangsa ini, lagi-lagi kemiskinan dan kebodohan serta bangsa kuli masih saja melekat sampai hari ini. Enam puluh sembilan tahun indonesia merdeka, kemerdekaan yang seharusnya menjadi jembatan emas ternyata hanya menjadi cita-cita belaka. Pola pikir masyarakat Indonesia masih tetap sama, pola pikir mistis tidak dapat dilenyapkan dari masyarakat Indonesia, miskin masih saja dianggap sebagai takdir Tuhan yang tidak bisa dirubah, inilah yang kemudian membuat masyarakat Indonesia masih saja terjerat dalam rantai kemiskinan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) banten, pada bulan Maret 2014 mencapai 62283 penduduk miskin dan pengangguran di Indonesia menurut BPS Nasional mencapai 7147069 pengangguran. Masihkah kita menganggap bahwa ini merupakan bagian dari sebuah takdir dan cobaan dari Yang Maha Esa?.
 Era penjajahan fisik sudah selesai, kolonialisme dan imperialisme berubah menjadi ramah, dengan memanfaatkan penguasa bangsa ini, negara-negara kolonial berhasil masuk untuk menghisap kembali dengan wujud yang berbeda, yaitu modal. perusahaan asing di Indonesia semakin lahap mengambil keuntungan dari sumber daya alam Indonesia yang melimpah, Rakyat Indonesia adalah pekerjanya, dengan upah yang sangat murah. Rakyat Indonesia kini mulai kembali terasing atas tanah dan air di negerinya. Cita-cita para pendiri bangsa Indonesia yang ada dalam undang-undang dasar 1945 pasal 33 telah menjelaskan bahwa “bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”, juga pada UUD pasal 31 menyatakan “setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”, kemudian dalam pasal 27 menyatakan “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”, ternyata hanya menjadi cita-cita belaka bukan realita.
Banyaknya Perusahaan Asing yang mengambil sumber daya alam kita, pengetahuan yang tidak merata karena mahalnya biaya pendidikan, serta kemiskinan dan pengangguran yang terjadi di indonesia adalah penghianatan untuk kesekian kalinya pemerintah atas rakyat dan UUD 1945 yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa. Oleh karena itu, untuk menggapai cita-cita bangsa akan tanah air Indonesia, melalui sejarah terlahirnya sumpah pemuda ini semoga  terlahir pemuda-pemuda revolusioner dari kaum terpelajar untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang merdeka 100%. Merdeka!!!(Candra)