Sunday, April 19, 2015

Mimpi Seorang Calon Presiden Mahasiswa

Aku masih ingat, di tahun 2013, aku—Nurhadi Candra Ningrat—masuk perguruan tinggi. Perguruan tinggi itu bernama Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Banten Raya Pandeglang. Setelah terdaftar sebagai mahasiswa STISIP-BR dengan Nomor Induk Mahasiswa (NIM): 301 1314 051—sebelum kegiatan perkuliahan dimulai—kampus STISIP-BR menggelar Pelatihan Jurnalistik. Dengan semangat mahasiswa, aku mengikuti seminar pelatihan tersebut selama dua hari.  

Setelah Pelatihan Jurnalistik tersebut selesai, maka dibuatlah Jurnalis Kampus (JK). JK ini adalah organisasi intra kampus yang merupakan media komunikasi dan informasi kampus STISIP-BR. Aku pun terpilih sebagai Ketua JK. Dalam perjalannanya, JK terhenti beberapa bulan kemudian. Karena anggota JK satu persatu mengundurkan diri. Dan JK ini dirasa tidak sesuai dengan tujuan awal didirikan.

Akhirnya, aku memilih untuk mendirikan organisasi ekstra kampus. Organisasi itu bernama Perkumpulan Mahasiswa Kritis Banten Raya atau disingkat dengan PerMaKs-BR. Anggota Organ Ekstra ini adalah mahasiswa yang kuliah di kampus STISIP-BR.  

Di organisasi ini, kembali aku menjadi ketuanya. Dengan slogan: Berfikir Kritis dan Madju, mengusung Visi: Revolusi Pendidikan, PerMaKs menyuarakan pentingnya pendidikan, dengan cara berdiskusi, menulis dan aksi. PerMaKs juga mempunyai media pers cetak dan media sosial.
Dengan menerbitkan Bulletin, yang awalnya bernama Banten Muda dan kini menjadi Respoeblica. Kemudian, PerMaKs menerbitkan Newsletter yang bernama Ikra. Dalam pencetakan Bulletin, PerMaks menggunakan biaya kolektifitas anggota PerMaKs. Selain itu, PerMaKs juga sering menggelar seminar-seminar di kampus STISIP-BR dengan biaya dari kolektifitas anggota PerMaKs –Tanpa biaya dari kampus. Seminar dan diskusi tersebut diantaranya seminar Hari Tani Nasional yang dihadiri oleh organisasi ekstra kampus yang berada di wilayah kampus Pandeglang dan sekitarnya.


Seperti dengan nama organisasi ekstra ini, aku melihat ada yang kurang sebagai mahasiswa yang terdaftar di Kampus STISIP-BR.


Pertama, Kampus STISIP-BR tidak mempunyai wadah untuk menampung minat dan bakat mahasiswa serta potensi-potensi yang terdapat pada diri mahasiswa. Oleh karena itu, PerMaKs merencanakan membuat UKM di Bidang Olahraga yakni UKM Mapala. Namun, ternyata di semester lima ada yang akan menggagas pula. Akhirnya, kami pun bersama-sama untuk mengadakan Kongres pembentukan UKM Mapala, yang kahirnya terbentuklah UKM yang bernama Pendaki Alam(PENA).
Kedua, dikampus STISIP-BR belum terbentuk Himpunan Mahasiswa Jurusan(HMJ) Prodi Administrasi Negara. Yang kemudian, PerMaKs menggagas untuk membentuk HMJ-AN.


Akhir-akhir ini, kampus STISIP-BR, aku rasa, didalam Badan Eksekutif Mahasiswa(BEM) belumlah memberikan hal yang terbaik pada mahasiswa dan lembaga. Belum terlihat aktif dalam kegiatan-kegiatan yang membangun terhadap mahasiswa. Aku rasa BEM yang sebelumnya kurang bergairah—kurang darah—dalam berdinamika di kampus. Oleh karena itu, aku—Nurhadi Candra Ningrat—mencalonkan sebagai Presiden Mahasiswa(Presma) dengan rekan: Rini Artini—calon wakil Presma periode 2015-2016 dengan No.urut 1.

Aku punya mimpi, bahwa mahasiswa STISIP-BR dibawah kepemimpinanku menjadikan mahasiswa yang Kreatif, Inovatif, Kritis dan Maju, sesuai dengan Visi-ku menjadi Presma STISIP-BR.
Kreatif
Kreatif disini, dengan membuat kegiatan-kegiatan yang menumbuhkan kreatifitas mahasiswa agar menjadi mahasiswa yang mandiri dan siap mengantisipasi arah pengembangan bangsa.  Dengan ikut serta dalam program yang dibuat Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi(Dikti) yakni Program Kreatifitas Mahasiswa(PKM) dalam Bidang: Penelitian, Kewirausahaan, Pengabdian Kepada Masyarakat, Penerapan Teknologi, Artikel Ilmiah, Gagasan Tertulis dan Karsa Cipta. Oleh karena itu, dengan menggelar acara Diskusi, Membaca dan Menulis sehingga menjadikan mahasiswa yang kreatif dan intelektual dalam bertindak.
Inovatif
Mengadakan hal-hal baru, memecahkan masalah mengenai pendidikan, penelitian dan pengabdian, dengan mengadakan kegiatan yang meningkatkan Soft skill mahasiswa, dan membuat Unit Kegiatan Mahasiswa sebagai wadah minat bakat mahasiswa. Dengan begitu, munculah mahasiswa-mahasiswa yang inovatif.
Kritis
Dengan diselenggarakannya seminar-seminar atau diskusi-diskusi diharapkan adanya mahasiswa-mahasiswa kritis.  Dengan cara melakukan penelitian-penelitian, diharapkan mahasiswa dapat membantu permasalahan pemerintah.  Dan juga menjadi  Agent of Change atau kontrol sosial.
Maju
Dengan Visi dan Misi yang telah dipaparkan berharap, dengan menumbuhkan kesolidan mahasiswa dan bergerak maju, mahasiswa STISIP Banten Raya maju sebagai insan-insan intelektual.



Namun, semua itu hanyalah dongeng semata apabila mahasiswa STISIP-BR tidak mendukung aku di pemilihan presiden mahasiswa yang dilaksanakan pada hari kamis, 23 April 2015 untuk mahasiswa Reguler dan hari Sabtu, 25 April 2015 untuk Mahasiswa Non Reguler. Oleh karena itu, aku minta dukungan dari rekan-rekan mahasiswa STISIP-BR. Jangan lupa pilih aku di No.urut 1(Satu).(Cn/Res)

Monday, April 13, 2015

Pelatihan Mengasah Kepemimpinan di STISIP-BR

Pagi ini—Senin, 13 April 2015—kampus Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Banten Raya Pandeglang nampak berbeda dengan pagi-pagi seperti biasanya. Mahasiswa dan mahasiswi STISIP-BR telah berdatangan di kampus dengan mengenakan pakaian yang rapi dan juga mengenakan jas almamater telah berkumpul sejak pukul delapan. Kedatangan mahasiswa dan mahasiswi ini bukan tanpa alasan, kehadiran mahasiswa dan mahasiswi ini tak lain untuk menghadiri kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa (LDKM).

Di pagi ini pula, sinar mentari menyinari kampus STISIP-BR. Mahasiswa dan mahasiswi satu persatu memasuki ruangan yang sebelumnya harus mengisi daftar hadir acara LDKM terlebih dahulu. Kegiatan LDKM ini mengusung tema “Mengasah Jiwa Kepemimpinan Dalam diri Mahasiswa Sebagai Generasi dan Tulang Punggung Bangsa” seperti dalam tulisan pada spanduk yang terdapat pada depan dinding ruangan kegiatan LDKM dilakukan.

Setelah peserta LDKM ini menandatangani daftar hadir, terhitung peserta dengan jumlah 18 orang yang mengikuti acara tersebut. Jam telah menunjukan pukul sembilan, pembicara pun telah masuk ruangan untuk memberikan sambutan pada kegiatan pembukaan LDKM.

Seorang perempuan yang diketahui bernama Dera membuka acara dengan menggunakan Sound system menjadikan suaranya lebih lantang. Dalam sambutan yang pertama, Gian Kasogi sebagai ketua panitia pelaksana LDKM memberikan laporan kegiatan LDKM. Dalam kesempatan itu pula, gian memaparkan bahwa kegiatan LDKM ini merupakan agenda tahunan organisasi STISIP-BR untuk regenerasi. Sama halnya dengan Sutoto.S.Pd.,M.Si.,MM sebagai bidang akademik PK-1 memberikan kiat-kiat dalam berorganisasi, salah satunya dengan memaparkan sepuluh penyakit-penyakit organisasi yang kemudian memberikan bagaimana cara agar bisa mengatasi permasalahan-permasalahan dalam berorganisasi.

Setelah pembukaan kegiatan LDKM, kemudian dilanjutkan dengan pokok pembahasan LDKM yang dibahas oleh Depi Nuryadin.S.Ip.MM yang mengusung pembahasan “Gerakan mahasiswa dari mana menuju kemana?” dalam hal ini, Depi menuturkan bahwa di dalam mahasiswa terdapat tiga tipe mahasiswa, yakni: Hedonis, apatis dan kritis.

Lain halnya dengan Depi, TB.Nurjaman sebagai pemateri yang ke dua membahas mengenai manajemen diri. Nurjaman lebih memberikan masukan mengenai bagaimana dapat mengelola diri. Menurut Nurjaman, agar dapat mengelola diri haruslah dengan: fikir, ucap dan sikap atau tindakan.
Lain lagi dengan TB.Nurjaman, Dahlan Hadyan Suhanda.M.Si sebagai pemateri yang terakhir memaparkan mengenai kepemimpinan. Menurut Dahlan sebagai ketua STISIP-BR, seorang pemimpin harus mempunyai intelektual yang tinggi, emosional yang stabil dan persepsi sosial yang tinggi.

Dalam kesempatan terakhir, peserta LDKM diberikan pemahaman mengenai bagaimana jalannya persidangan dalam Musyawarah Mahasiswa(Musma). Menurut gian, pelatihan LDKM ini merupakan upaya melatih mahasiswa dalam menyambut musma yang akan dilakukan pada tanggal 17.


“LDKM ini sangat penting bagi mahasiswa,”Menurut Dede Luki, seorang peserta dari semester dua Program Studi Administrasi Negara(Prodi AN).  Begitu pula menurut M.Khotim Ali peserta dari semester empat Prodi AN  “LDKM ini harus diadakan setiap tahun untuk memberikan pelatihan terhadap mahasiswa mengenai kepemimpinan agar mahasiswa STISIP mempunyai pemimpin-pemimpin yang berguna bagi kampus, bangsa dan negara.” (Cn/Res)

Monday, April 6, 2015

Sang Pemula: R.M.Tirto Adhi Soerjo



R
aden Mas Tirto Adhi Soerjo atau sering disebut dengan T.A.S  lahir di Blora (1880-1918) merupakan “Orang yang  dilupakan dan terlupakan,” Menurut Pramoedya Ananta Toer dalam bukunya Sang Pemula, T.A.S merupakan “Seorang perintis utama kebangkitan nasional Indonesia.” Dan menurut Takashi Shiraishi lewat buku  Zaman Bergerak menyebut T.A.S sebagai orang Bumiputra yang menggerakan bangsa melalui bahasanya lewat Medan Prijaji.
                 “Penggoncang Bumiputra bangun dari tidurnya,” kata Marco Martodikromo. Bagaimana tidak, Djokomono—nama kecil Tirto Adhi Soerjo, merupakan pelopor jurnalistik Indonesia seperti yang dikatakan Ki Hajar Dewantara. Dengan menggunakan pers sebagai senjata pembela keadilan bagi si kecil dan dia pun perintis kewiraswastaan Pribumi dan banyak lagi lembaga-lembaga baru lainnya; semua ditanganinya dengan eksensitas yang kobar di tengah-tengah cengkraman kolonialisme yang sedang sampai pada puncak kejayaannya, menurut penerbit Hasta mitra dalam buku Sang Pemula—Pramoedya Ananta Toer. Lanjutnya, bukan hanya sekedar perintis pers, dia juga pendiri organisasi modern pertama: Sarikat Prijaji, kemudia Sarikat Dagang Islamiyah yang selanjutnya berkembang menjadi Sarekat Islam. Sama halnya dengan Moh. Hatta, Tirto Adhi Soerjo merupakan pendiri Serikat Dagang Islam...Kebebasan Ekonomi-rakyat menjadi tujuannya dan Islam jiwanya, guna kekuatan dan persatuan. 

Bapak Pers Nasional
Soenda Berita (SB) merupakan surat kabar yang di dirikan oleh T.A.S dengan modal penjualan harta-bendanya yang ada di Betawi. Dengan seorang diri padamulanya, T.A.S mengerjakan administrasi dan mengurus percetakan serta kerja koreksi. Dan SB  ini di terbitkan setiap hari minggu, yang mulai di terbitkan pada Bulan Februari 1903 dengan redaksi dan pencetak di Cianjur. SB merupakan terbitan pers pertama di Indonesia yang redaksinya bertempat di Desa. Harga eceran SB  20 sen, 80 sen untuk harga langganan sebulan, seringgit untuk satu kwartal dan f 7,50 untuk setahun.

Di atas kertas koran berukuran 21x28 cm yang terdiri dari 16 halaman ini, T.A.S mempunyai program yang jelas, yaitu: menaikan tingkat pengetahuan bangsanya diberbagai bidang dan menyiapkan pembacanya memasuki jaman modern yang sedang mendatangi. SB ini berisikan rubrik: kesehatan, pengobatan; kedokteran, meteorologi, hukum, ketataprajaan, hukum agama Islam, seluk-beluk fotografi, pewayangan yang ia ceritakan kembali setelah menonton pertunjukan wayang Sunda, perkreditan, kimia, tata pengadilan, pengajaran, farmasi, tinjauan pers, terjemahan Lembaran Negara serta lampirannya. Dan SB merupakan pers nasional yang mengawali pembukaan ruang untuk wanita Pribumi—kemudian di ikuti oleh penerbit lain. Rubrik-rubrik: masakan, sulam-menyulam, bordir, jahit-menjahit, urusan rumah tangga dan lain-lain. Dan yang terpenting: ditulis oleh para wanita sendiri.

Thursday, April 2, 2015