R
|
aden Mas Tirto Adhi Soerjo atau sering disebut dengan T.A.S lahir di Blora (1880-1918) merupakan “Orang
yang dilupakan dan terlupakan,” Menurut
Pramoedya Ananta Toer dalam bukunya Sang Pemula, T.A.S merupakan “Seorang
perintis utama kebangkitan nasional Indonesia.” Dan menurut Takashi Shiraishi
lewat buku Zaman Bergerak menyebut
T.A.S sebagai orang Bumiputra yang menggerakan bangsa melalui bahasanya lewat Medan
Prijaji.
“Penggoncang Bumiputra bangun dari tidurnya,” kata
Marco Martodikromo. Bagaimana tidak, Djokomono—nama kecil Tirto Adhi Soerjo,
merupakan pelopor jurnalistik Indonesia seperti yang dikatakan Ki Hajar
Dewantara. Dengan menggunakan pers sebagai senjata pembela keadilan bagi si
kecil dan dia pun perintis kewiraswastaan Pribumi dan banyak lagi
lembaga-lembaga baru lainnya; semua ditanganinya dengan eksensitas yang kobar
di tengah-tengah cengkraman kolonialisme yang sedang sampai pada puncak
kejayaannya, menurut penerbit Hasta mitra dalam buku Sang Pemula—Pramoedya
Ananta Toer. Lanjutnya, bukan hanya sekedar perintis pers, dia juga pendiri
organisasi modern pertama: Sarikat Prijaji, kemudia Sarikat Dagang Islamiyah
yang selanjutnya berkembang menjadi Sarekat Islam. Sama halnya dengan Moh.
Hatta, Tirto Adhi Soerjo merupakan pendiri Serikat Dagang Islam...Kebebasan
Ekonomi-rakyat menjadi tujuannya dan Islam jiwanya, guna kekuatan dan
persatuan.
Bapak Pers Nasional
Soenda Berita (SB) merupakan surat kabar yang di dirikan
oleh T.A.S dengan modal penjualan harta-bendanya yang ada di Betawi. Dengan
seorang diri padamulanya, T.A.S mengerjakan administrasi dan mengurus
percetakan serta kerja koreksi. Dan SB ini
di terbitkan setiap hari minggu, yang mulai di terbitkan pada Bulan Februari
1903 dengan redaksi dan pencetak di Cianjur. SB merupakan terbitan pers pertama
di Indonesia yang redaksinya bertempat di Desa. Harga eceran SB 20 sen, 80 sen untuk harga langganan sebulan,
seringgit untuk satu kwartal dan f 7,50 untuk setahun.
Di atas kertas koran berukuran 21x28 cm yang terdiri
dari 16 halaman ini, T.A.S mempunyai program yang jelas, yaitu: menaikan
tingkat pengetahuan bangsanya diberbagai bidang dan menyiapkan pembacanya
memasuki jaman modern yang sedang mendatangi. SB ini berisikan rubrik:
kesehatan, pengobatan; kedokteran, meteorologi, hukum, ketataprajaan, hukum
agama Islam, seluk-beluk fotografi, pewayangan yang ia ceritakan kembali
setelah menonton pertunjukan wayang Sunda, perkreditan, kimia, tata pengadilan,
pengajaran, farmasi, tinjauan pers, terjemahan Lembaran Negara serta
lampirannya. Dan SB merupakan pers nasional yang mengawali pembukaan ruang
untuk wanita Pribumi—kemudian di ikuti oleh penerbit lain. Rubrik-rubrik:
masakan, sulam-menyulam, bordir, jahit-menjahit, urusan rumah tangga dan
lain-lain. Dan yang terpenting: ditulis oleh para wanita sendiri.
0 Kritikan:
Post a Comment